Sabtu, 11 November 2017

DC Drive Mentor II

Mentor II.

Mentor II adalah salah satu produk DC drive dari Controltechniques ( Emerson Drive) , drive ini cukup bandel di kelasnya , hanya sedikit bermasalah di casing plastiknya , tapi saya kira tidak begitu masalah karena akan bermasalah setelah melewati umur 10 tahun, cover plastik akan sedikit rapuh , terutama di bagian green cover yang berwarna hijau , Green cover bisa di beli di CT , kalau masih mau cari alternative lain green cover bisa di buat custom , tapi biaya pembuatannya cukup mahal karena di buat khusus dengan material khusus pula ,memang pembuatannya di Indonesia juga , karena ini buatan hand made maka cover seperti itu jangan pernah di tanyakan ke Emerson ya…. Karena mereka tidak menjualnya.




DC Drive.

Mentor II termasuk DC drive , pada dasarnya semua merek DC drive Blok-blok PCB nya hampir sama, jadi kalau ingin mendalami tentang DC drive silahkan pelajari satu merek pasti dengan merek-merek yang lain akan mudah memahaminya.
Bagian-bagia yang umum pada drive adalah  pagian power suplay /trigger set power thyristor ,contol modul ( prosessor modul) dan interface Input/Output, Field controller , untuk ukuran DC drive dengan ukuran besar biasanya ada card snubber resistor.
Control board.

karena yang kita bicarakan adalah drive Mentor II , maka kita akan coba bedah apa saja yang ada dalam Mentor II,



Inilah tampak depan dari Mentor II , di bagian atas yang saya pegang di dalamnya berisi card control boar dengan kode card MDA 1.




Card MDA1 untuk semua type Mentor adalah sama , jadi mau ukuran berapa saja dari mentor MII-25R ( untuk armature 25A) sampai dengan Mentor MII-185R (untuk armature 185A) menggunakan control board yang sama. Hanya beda di settingannya saja.

Card ini adalah otak dari drive Mentor II , semua proses di lakukan di card ini , card ini terdiri dari processor dan beberapa OP-AM ( operation amplifier).

Apabila melakukan penggantian card ini , jangan kawatir program setting parameter tetap masih bisa di pindahkan selama IC memory nya tidak mengalami kerusakan , bisa juga dengan menyimpan parameter setting menggunakan software Mentorsoft ,CT-file atau CT soft.

                                         Gambar IC untuk menyimpan setting parameter.




Interface Card.

Card interface ini sama halnya MDA 1 di pakai untuk semua jenis Mentor II , dari M25R sampai M185R




Banyak kegunaan interface card salah satunya untuk adjust taho feedback , untuk encoder voltage suplay pun bisa di anjust dari card ini .
Untuk menambahkan option card jika ingin menambahkan card untuk komunikasi, atau 2nd processor bisa di tambahkan di card ini.
com port di card ini bisa berfungsi sebagai komunikasi antar drive atau bisa juga di hubungkan HMI sebagai monitoring input/output data.
Card MDA2B ini sangat bandel , sepanjang saya sering kutak-katik puluhan tahun jarang sekali menemui kerusakan pada card ini, kerusakan paling sering di alami adalah tyristor , powe modul dan conto modul.

Option Modul.

Option modul ini adalah modul tambahan yang bisa di gunakan untuk aplikasi yang  memiliki kopleksitas lebih dan tidak cukup hanya dengan drive standard .
bahasa pemrograman adalah bahasa DPL , tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan bahasa seperti PLC , bisa di program dengan ladder diagram atau fungtion block .
Salah satu contoh option modul MD29AN , modul tersebut di lengkapi port communication sehingga bisa lebih leluasa untuk men setup nya.





Power Module:
Modul power untuk Mentor II , banyak sekali kegunaan card ini , ada perbedaan card untuk bagian power pada beberapa ukuran Mentor II, ada yang menggunaka MDA75R , MDA210 dan MDA 6
Untuk ukuran besar dengan armature di atas 210 Amper maka mengguankan MDA6




Ini salah satu contoh card MDA 210R ,  
Di dalam card MDA 210 ini terdapat konektor untuk CT ( current transformer) yang akan bekerja untuk member feedback current  yang di gunakan oleh drive , hasil dari CT di searahkan dan di beri resistor untuk membatasi pembacaan drive. Pembatasan itu disebut “Burden resistor” .
Selain untuk sensor current  ada fungsi lain dari card ini yaitu sebagai trigger set untuk tyristor , dimana untuk yang 4 quadran terdapat 12 triger thyristor dan untuk yang single hanya ada 6 triger thyristor.
Selain yang saya jelaskandi atas ada juga fungsi yang sangat penting di card ini , fungsi sebagai power supply electronic untuk semua komponen elektronik di dalam drive ini. ,  selain di bagian tyristor di bagian inilah yang sering di ketemukan mengalami masalah masalah di power supply pun kebanyakan capasitor yang kembung atau IC regulator yang saya beri tanda kotak itu yang bermasalah.


Field controller.
Untuk ukuran kecil letaknya di bawak power board ini , bentuknya kecil hanya berisi tyristor dan diode , fungsinya sebagai power field motor,
sedang untuk ukuran besar menggunakan external field controller FXM 5.

Saya kira cukup untuk penjelasan saya tentang Mentor II ,
sebagai Informasi saat ini mentorII sudah tidak di produksi lagi , pengganti mentor II sekarang di sebut Mentor MP yang hampir semua penampilan nya berubah dari generasi sebelumnya.



Untuk merek-merek drive lain di tulisan saya yang akan dating akan saya jelaskan , bagian-bagian yang ada dan tentu saja akan mirip-mirip dengan drive ini dalam penyusunannya.

Rabu, 08 November 2017

Service PLC Mitsubishi FX1s-20MR

Sebelum mercerita lebih lanjut alangkah baiknya kita mengenal dulu PLC nya dan bagian-bagian mana saja yang ada dalam PLC.

Karena ini tulisan saya pribadi  berdasarkan pengalaman saya selama kerja di lapangan, maka jika ada kesalahan dalam percobaan melakukan pengetesan adalah tanggung jawab masing-masing .


Karena ini bukan petunjuk resmi dari pembuat PLC maka segala resiko adalah resiko masing-masing .

Menurut pabrik pembuatnya Mitsubishi PLC ini tidak di rekomendasikan untuk di service kalaupun di service dikembalikan pada pabrik pembuatnya.

Tapi percayalah ini pengalaman pribadi , saya sudah melakukan apa yang saya tulis dan benar-benar berhasil seperti yang saya tuliskan.

Modul PLC

PLC sendiri mempunyai bagian-bagian yang terpisah , untuk PLC dengan kapasitas besar maka modul-modul dapat di setup sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan yang akan kita bahas adalah PLC kecil dan compact semua modul menjadi satu dalam satu kotak.

PLC FX1s-20MR dimana termasuk PLC yang kecil karena hanya memiliki input dan output sebesar 20pcs.




Contoh Kasus:
“Kita dapati PLC untuk mesin mati total padahal sumber tegangan 220Vac ada tetapi tidak ada indikasi lampu menyala , jadi PLC padam total, sangat di sayangkan tidak ada backup program sehingga kesulitan untuk mengganti dengan PLC baru”.

Langkah pertama adalah melepas PLC dari panel dan membawa PLC ke tempat kerja agar kita lebih leluasa untuk mengamati dan meneliti bagian mana yang bermasalah.
Setelah sampai di ruang kerja , buka cover plastic  keluarkan PCB nya.


PLC ini terdiri dari 3 PCB . PCB paling atas adalah CPU , lapis kedua adalah modul Input/Output sedang modul paling bawah adalah modul power suplay.

Bagian-bagian PLC

Bagian PLC setelah di buka dari cover nya seperti berikut ini :




Setelah berhasil di buka maka di identifikasi kira-kira modul yang mana diantara ketiga modul tersebut yang bermasalah ? 
Mengingat di desakan agar tidak mengganggu jalanya produksi maka sebisa mungkin mesin segera berjalan kembali untuk mengejar target produksi.

Seandainya punya spare PLC dan program tentu tidak sulit, tinggal ganti PLC dan program ulang selesai kasusnya. 
Atau ganti saling-silang antara ketiga modul dapat dengan mudah di ketemukan modul mana yang bermasalah.
seandainya yang diketemukan bukan modul CPU maka tinggal ganti modul dan mesin bisa jalan kembali , tidak memerlukan download program ulang.
Karena ada rencana untuk service modul maka di cari dulu kemungkinan dan bagian mana yang dicurigai penyebab masalahnya.
Yang pertama di curigai adalah power suplay , maka kita buka modul power suplay sebagai prioritas service.





Langkah pertama di lakukan teknisi ketika melakukan pengecekan power suplay adalah dengan cek kondisi fuse apakan putus atau terhubung , fuse di modul ini kebetulan berupa komponen yang di solder seperti gambar di atas , setelah di cek ternyata fuse masih dalam kondisi bagus.


Karena fuse masih dalam kondisi bagus maka di beranikan untuk mengalirkan tegangan 220Vac ke dalam power suplay , langkah yang di lakukan adalah urut terminal PLC pada input 220Vac dan di cari tau kemana power suplay terhubungkan, ahirnya ketemu juga ada pada 3 pin di atas yang sudah saya beri tanda , tiga pin tersebut adalah G- L-N  (urutan dari pinggir ke tengah) , silahkan cek dan urutkan sendiri ( hati-hati jangan sampai salah)
Setelah ketemu input power 220Vac di beri tegangan dan cek hasilnya.
Dalam kondisi bagus akan menghasilkan tegangan 24Vdc  pada pilar yang saya sudah saya beri tanda. ( bisa di urut juga output voltage biasanya tersambung dengan kapasitor.
Ternyata hasilnya tidak ada tegangan 24Vdc yang keluar , sudah bisa dipastikan card power suplay bermasalah.
Karena berburu waktu dengan mesin produksi maka harus secepatnya di selesaikan , kalau harus service modul power suplay harus memakan waktu.menunggu sparepart jika ditemukan masalah untuk penggantian komponen. 
Di putuskan untuk inject tegangan DC pada CPU , untuk sementara dikesampingkan dulu masalah pada power suplay

.
Modul Input/Output
Ternyata power suplay 24Vdc yang menuju CPU melewati modul Input/Output, dilakukan pemeriksaan modul Input/Outputnya.







Diketahui 4 pilar yang berjejer adalah sumber power supplay 24Vdc maka dari pilar tersebut di urut apakah ada jalur pada terminal , ternyata di temukan jalur output 24Vdc tersambung dengan pilar power suplay CPU , dimana output 24Vdc dalam kondisi normal adalah internal power suplay PLC yang di keluarkan dan bisa di gunakan untuk sensor atau apapun.
Agar memudahkan dalam modifikasi tanpa banyak melakukan perubahan jalur PCB dilakukan jamper pada bekas konektor pilar.




Seperti gambar di atas yang saya beri tanda merah , untuk jumper sengaja tidak mau menggunakan solder mengingat hanya untuk sementara sebelum power suplay di betulkan secara permanen , dan pertimbangan untuk tidak merusak atau memodifikasi yang berlebihan pada PCB.

Jamperan sengaja di pilih menggunakan potongan kawat dari komponen elekronika, dalam hal ini saya gunakan potongan kawat bekas resistor sebagai jamperannya.

Selesai Modifikasi modul Input/Output di lanjutkan pemasangan CPU , tetapi sebelum CPU di pasang alangkah baiknya di lakukan pengecekan yang lebih teliti , untuk meyakinkan tidak ada masalah selanjutnya.



CPU




Tidak di ketemukan masalah , dilakukan pembersihan CPU di sisi bagian bawah di cek satu persatu komponen apakah ada yang terbakar , short circuit atau lepas dari solderannya.




Di lakukan pengecekan bagian atas CPU ternyata di temukan komponen yang lepas dari solderannya.




Dilakukan solder ulang di pada komponen tersebut setelah di cek komponen yang terlepas masih bagus kondisinya.

Di pasang ulang tanpa menggunakan card power suplay , power suplay menggunakan external yang di inject melalui terminal 24+ dan comseperti gambar yang saya tandai:






Output PLC di alih fungsikan untuk inject tegangan 24Vdc.




Sedangkan tegangan 220Vac tidak terpakai lagi karena powe suplay sudah tidak terpasang lagi.

Di lajut dengan pemasangan di panel di kembalikan posisi semula hanya tegangan suplainya di rubah , mesin berjalan dengan baik.

Untuk antisipasi masalah dikemudian hari di buat backup program PLC , ternyata program di password oleh pembuat mesin , terpaksa install cracking software.
setelah tahu passwordnya program di download menggunakan software GX –Devloper.

Jumat, 03 November 2017

Dasar Memahami AC Drives




AC drives , Inverter dan adjustable frequency drive adalah sebutan yang umum untuk menyebutkan alat untuk mengontrol kecepatan AC inductance motor.
AC drive mendapatkan tegangan AC dan merubahnya menjadi tegangan AC  yang frequency nya dapat di setel (di adjust) sehingga dapat mengontrol kecepatan motor AC.
Ada tiga jenis inverter yang umum di temuin : variable voltage inverter (VVI) , current source inverter (CSI), dan pulse width modulation (PWM). Jenis yang lain dari AC drive adalah cycloneverter yang umum di pakai untuk motor yang sangat besar dan ini tidak kita bahas di pembahasan selanjutnya.
Semua AC drives merubah tegangan AC ke DC , dan menggunakan tehnik switching merubah dari DC ke variable voltage / variable frequency output.


Variable Voltage Inverter.

Variable voltage inverter (VVI) menggunakan SCR bridge untuk merubah tegangan masuk AC ke DC.
SCR berguna untuk mengontrol tegangan DC yang di hasilkan  dari 0 sampai kira-kira 600 VDC.
Ada L1 choke dan C1 capacitor di gunakan untuk lebih meratakan hasil tegangan DC , dalam inverter terdiri dari enam peralatan switch yang biasanya menggunakan thyristor , bipolar transistor ,MOSFETS dan IGBT. Di bawah ini sekema  yang menggambarkan  inverter menggunakan bipolar transistor , control logic (tidak di perlihatkan) menggunakan microprocessor untuk men switch transistor dan menjaga variable voltage dan frequency untuk motor AC.





Ini adalah type switching berdasarkan enam tahapan (six-step) karena menggunakan enam 60° step lengkapnya dalam  360° satu cycle. Agar motor berjalan dengan mulus gelombang sinus dalam enam step output dapat di gunakan. 
Kerugian system  ini adalah tidak sama torque pulsation dalam  satu waktu, seperti bipolar transistor.Pulsation mempunyai masalah pada kecepatan rendah dan variasi speed pada motor, perubahan kecepatan kadang kala menghasilkan guncangan (cogging) ,karena bentuk gelombang arus tidah berupa gelombang sinusoidal maka sering terjadi panas yang berlebihan sehingga menurunkan kemampuan daya motor (motor derating).






Current Source Inverter

Current source inverter (CSI) menggunakan SCR input untuk menghasilkan tegangan DC Link variable. 
Di sisi inverter juga menggunakan SCR untuk menswitch ke output motor. Current source inverter mengontrol arus yang masuk ke motor , jadi harus hati-hati untuk mencocokkan antara motor dengan drivenya.



Lonjakan arus karena switching dapat di lihat pada grafik outputnya pada saat kecepatan rendah , current pulses bisa mengakibatkan motor bergetar (coging).







Pulse Width Modulation

Pulse width modulation (PWM) drives , mayoritas produsen AC drive menggunakan teknik ini , karena akan menghasilkan sinusoidal current untuk mengontrol frequency dan tegangan pada AC motor.
PWM drives lebih efisien dan merupakan jenis yang mempunyai level lebih baik.
Dasar dari PWM drive memiliki sebuah DC converter ,DC link , control logic dan inverter.




Converter and DC Link

Bagan converter memiliki penyearah diode bridge dengan converter tiga phase power supplay ke tegangan DC.
Sebuah L1 line choke dan capasitor C1 untuk menghaluskan tegangan DC .
Tegangan DC kira-kira lebih besar 1,35 kali dari tegangan input AC , misalnya tegangan 650VDC untuk input tegangan 480 VAC.





Control Logic dan Inverter


Tegangan  output dan frequency yang di alirkan ke motor di control oleh control logic di bagian inverter.
Bagian inverter mempunyai enam buah switch , keenam switch dapat menggunakan misalnya thyristor , bipolar transistor ,MOSFETS dan IGBT.
Sekema berikut ini memperlihatkan inverter dengan switch menggunakan IGBT, control logic menggunakan microprocessor untuk  men-trigger  IGBT on dan off sesuai dengan variable tegangan dan frequency yang dialirkan ke motor.



IGBT

IGBT (insulated gate bipolar transistor) merupakan high speed switch di pergunakan untuk inverter untuk menghasilkan pulsa PWM.
IGBT bisa di gunakan untuk switch on dan off ribuan kali dalam satu detik, IGBT bisa on di bawah 400 nano detik dan off sekitar 500 nano detik.
IGBT memiliki gate ( penyulut) , collector dan emitter , ketika gate di beri tegangan positif ( biasanya +15VDC) maka IGB switch akan membuka (on) dan arus akan mengalir dari collector ke emitter.IGBT akan menutup jika tegangan positif di hilangkan dari gate.
Untuk mencegah IGBT on lagi maka biasanya di gunakan (tegangan -15 VDC).





Cara switch IGBT untuk menghasilkan tegangan AC

Sebagai contoh , satu phase tegangan tiga phase di gunakan untuk menjelaskan bagaimana terjadinya tegangan AC ,
Kita gantikan switch IGBT dengan perumpamaan sebuah saklar  yang mana tegangan positive dan negative di hasilkan dari sequence saklar tersebut.
Sebagai contoh step satu dan dua A+ dan B- adalah tertutup.
Tegangan A dan B adalah positive,
Pada step ke tiga A+ dan B+ tertutup maka perbedaan potensial dari A ke B adalah nol,t
egangan outputnya adalah nol.
Pada step ke empat  A- dan B+ tertutup , tegangan output A ke B adalah negative.
Tegangan sangat tergantung dari nilai DC voltage dan frequency juga tergantung dari kecepatan switch. Tegangan 
sinus gelombang AC dari penjumlahan output (A-B) sebagai contoh simulasi gelombang tegangan AC sebagai berikut:







PWM Output

Ini adalah teknik PWM modulation, di dalam tulisan ini kita gunakan  scope untuk mempermudah melihat secara detail.
Ilustrasi di bawah ini adalah penjelasan metode cara PWM (pulse width modulation ) bekerja..
Sebuah IGBT atau jenis switch yang lain bisa mengalirkan nilai tegangan positive pada DC voltage (650 VDC dari converter) dan mengalirkan arus pada motor. 
Jika IGBT mengalirkan arus dalam waktu yang singkat pada motor maka akan di hasilkan arus yang kecil pada motor dan switch off.
Jika IGBT switc on dalam waktu yang lama maka akan mengalirkan arus yang lebih besar  sampai arus puncak motor.
IGBT yang di switch dalam periode waktu yang singkat akan menurunkan arus dalam motor, untuk setengah gelombang negative berikutnya di buat seperti halnya cara di atas dengan IGBT yang tersambung dengan tegangan negative pada converter DC voltage.





PWM Voltage dan Current

Kelebihan sinusoidal current output yang di hasilkan oleh PWM akan mengurangi kerugian torque, guncangan (cogging) pada saat kecepatan rendah dan mengurangi  kerugian pada motor, jika menggunakan enam step output.



Tegangan dan frequency di kontrol dengan elektronik yang ada pada AC Inverter. 
Tegangan tetap pada DC voltage (650 VDC) di modulasi  dengan metode variable voltage dan frequency. 
Pada output frequency rendah maka tegangan output juga rendah. 
Peralatan switch akan bergeser ke posisi on dalam waktu yang singkat maka tegangan dan arus yang di hasilkan pada motor juga rendah. Pada output frequency tinggi dan voltage juga tinggi , peralatan switch bergeser pada posisi on dalam waktu yang lama maka tegangan dan arus yang di hasilkan dalam motor menjadi tinggi.





Volts per Hertz Ratio

Ketika arus di masukkan ke dalam motor induksi akan membangkitkan flux yang akan menghasilkan field dan torque . 
Magnet flux harus selalu konstan untuk menghasilkan full load torque.
Ini sangat penting ketika menjalankan motor di bawah full speed. Dan saat AC drive di jalankan dengan kecepatan rendah maka harus dipertahankan konstan magnit flux di dalam motor. Metode pengaturan magnetic flux di sebut volt-per hertz ratio. Dengan mode ini frequency dan tegangan harus naik dan turun bersamaan untuk menjaga agara torque yang di hasilkan motor selalu bagus.




Sebagai contoh , jika frequency 60Hz dan tegangan 460V maka volt per hertz ratio adalah  ( 460 dibagi 60) adalah 7.6 V/Hz, jadi separo kecepatan pada supplay tegangan 460V mempunyai frequency sebesar 30Hz dan tegangan 230V dan ratio tetap sama 7,6V/Hz.
Pattern ratio akan menghemat energy untuk motor , tetapi performanya  sangat mengkhawatirkan  , 
Variable frequency drive berusaha untuk selalu menjaga ratio tetapi jika ratio naik atau turun karena kecepatan motor berubah  maka akan mengakibatkan arus motor tidak stabil yang mengakibatkan torque tidak tepat.
Dalam PWM drive, perubahan tegangan mempertahankan konstanta volt-per-hertz ratio jika frequency berubah dengan menaikkan lebar pulsa dari inverter, dan PWM drive di buat  daya torque di atas 0,5 Hz. Penggunaan dengan lebih dari satu motor bisa juga di gunakan asal di sesuaikan jumlah amper motor sama dengan besar arus drive ( motor beroperasi dalam frequency yang sama dan motor dalam perubahan kecepatan yang sama.

Jenis beban pada motor sangat penting untuk diperhatikan, jika menggunakan AC drive. Ada beberapa jenis beban , 
Untuk aplikasi harus di pilih jenis load yang sesuai dengan beban yang di gunakan  dan pemilihan jenis beban di kelompokkan dalam tiga jenis sebagai beriku:



·         Constant Torque Loads – (conveyors, hoists, drill presses, extruders, positive displacementpumps )(torque of these pumps may be reduced at low speeds).
·          Variable Torque Loads – (fans, blower, propellers, centrifugal pumps).
·         Constant Horsepower Loads – (grinders, turret lathes, coil winders)


Constant Torque Loads

Constan torque loads adalah jika aplikasi yang menggunakan torque tetap pada semua jenis kecepatan , yang artinya jika kecepatan berubah maka torque tetap sama.



Diagram di atas memperlihatkan speed ada di bagian bawah dan torque ada pada bagian kiri , perubahan torque sama dengan perubahan speed. 
Horsepower mempunyai pengaruh yang proporsional dengan kecepatan.
Aplikasi constan torque mencakup semua yang bukan variable torque application, tetapi hampir semua centrifugal fans dan pompa adalah constan torque.

Variable Torque Loads
Sebagai gambaran hanya da dua kemungkinan variable torque load : Centrifugal pumps dan fan . dengan variable torque load fungsi pembebanan terhadap kecepatan. variable torque loads umumnya mempunyai torque rendah pada kecepatan rendah dan torque yang tinggi pada kecepatan yang tinggi.
Fans dan pumps di disain untuk mengalirkan udara atau air , jika kapasitas aliran air atau udara naik  bisadengan menaikkan kecepatan fan atau pump , menaikkan itu menaikkan juga inertial nya, dengan adanya perubahan inertial , menaikkan aliran juga menaikkan gaya gesek (friction) dari pipa. Dengan kenaikan friction maka mengaikibatkan kenaikan tenaga atau torque untuk membuat aliran udara ataupun air. Efek dari penurunan kecepatan pada variable torque fan atau pump adalah dengan menggunakan hokum kelembaman di mana dasar interpretasi hukum tersebut bisa mempermudah pemahaman.

1.         Aliran yang di hasilkan peralatan proporsional dengan kecepatan motor.
2.         Tekanan yang di hasilkan peralatan proporsional dengan kecepatan
motor.
3.         Daya horsepower di hasilkan peralatan proporsional dengan kecepatan
motor.

 


Dalam grafik di atas menggambarkan inti dari penghematan energy (energy saving). Merubah kecepatan motor sama dengan daya dalam grafik. Sebagai contoh merubah kecepatan 50%  akan merubah 50% volume yang seharusnya merubah daya yang di butuhkan 50% tetapi tidak demikian dengan merubah 50% kecepatan hanya memerlukan daya 12,5% di bandingkan jalan dengan 100% speed. Dengan pengurangan horsepower maka biaya untuk menjalankan motor akan berkurang, jika penghematan di lakukan beberapa tahun operasi maka akan di hasilkan penghematan yang cukup besar.


Berikut ini table yang bisa membantu untuk memahami penghematan:

% Speed       % Torque      % HP
100                 100                 100
90                    81                    72.9
80                    64                    51.2
70                    49                    34.3
60                    36                    21.6

50                    25                    12.5




Sinkron Generator

Kebetulan lagi lihat-lihat ketemu yang lagi buat panel sinkron generator , kebetulan pula kemarin lihat di postingan komunitas banyak yang b...