Flaying cutting sendiri banyak jenisnya yang cara kerjanya juga hampir mirip yaitu mensinkronkan antara laju aliran bahan produksi dengan waktu pemotongan ,misalnya pada produksi karton di kenal dengan "rotary knife" dimana mengacu pada gunting pemotong berputar .
ada juga sistim pemotongan dengan memberhentikan material saat melakukan pemotongan material produksi , karena bahan produksi di hentikan dan aliran material produksi masih berjalan maka di beri looping material sebagai kompensasi ketika material disisi feeder berhenti dan arus material produksi terus berjalan. sistem semacam ini hanya cocok untuk pemotongan material produksi yang mempunyai sifat lentur , biasanya di gunakan untuk memotong lembaran plat logam , besi ,alumunium ,tembaga dll.

Flaying shear sendiri adalah memotong material produksi dalam keadaan berjalan di mana material produksi tidak dapat di hentikan misalnya pada mesin flat glass dimana aliran produksi terus berlangsung dan di ujung packking material produksi harus di potong sesuai permintaan produksi , ada juga mesin lembaran besi yang tebal atau pipa besi yang perlu di potong dengan gergaji yang bergeser mengikuti aliran material.

Di sini saya akan membahas algoritme pemrograman flaying share seperti yang tertulis dalam judulnya , karena algoritme ini saya buat sendiri bukan berdasarkan program standar pabrikan dari pabrikan maka algoritme programnya masih memungkinkan untuk di kembangkan dan di upgrade dengan varian program yang lain untuk kesempurnaannya.
saya sengaja menampilkan algoritme program secara sederhana agar mudah di cerna bagi pembaca yang masih awam dengan system yang lebih komplek.
saya sendiri pernah dan berpengalaman untuk membuat program rotary knife , cut to lenght maupun flaying share baik menggunakan program buatan sendiri maupun menjalankan program standar pabrikan mesin.
sebagai ilustrasi untuk mempermudah memahami saya akan menjelaskan jika ada kasus untuk membuat mesin pipa di sisi pemotongnya dengan menggunakan flaying shear , karena kebetulan saya pernah menulis untuk kalangan sendiri beberapa tahun yang lalu dan ingin saya share agar memperluas pembaca tulisan-tulisan saya.

Pada dasarnya cara kerjanya cukup sederhana yaitu mensinkronkan antara aliran pipa dengan gerakan pisau cutting wheel nya. Disini saya akan saya jelaskan bagaimana algoritme programnya berjalan menggunakan statmen dari bahasa basic atau DPL , kalau mau menggunakan SYPT ataupun SYPT Pro tinggal di sesuaikan kodingnya.
Pertama set panjang , sesuaikan PPR encoder feeder dengan mekanikalnya berapa setiap mm=
( berapa pulsa) di sini kita namakan ratio_pipa%.
kalau sudah ketemu tinggal berarti tinggal setting panjang dari HMI dikalikan dengan berapa
pulsa yang digunakan :
Panjang% =set_panjang% * ratio_pipa%
Berikutnya kita tentukan mekanikal pergeseran PPR encoder dari gergaji potong per
mm=(berapa pulsa) di sini kita namakan ratio_gergaji%.
kalau sudah ketemu tinggal berarti tinggal setting panjang dari HMI dikalikan dengan berapa
pulsa yang digunakan :
ratio_geser% =ratio_pipa% / ratio_gergaji%
setelah ratio kita temukan test pergerakan , buat sinkronkan antara pergerakan feeder dan pergerakan gergaji apakah sama atau tidak , software yang di pakai bisa menggunakan digital lock. pastikan pergerakan feeder sinkron dengan pergerakan gergaji potong , kalau pergerakannya tidak sinkron bisa merusak gergaji.

Konfigurasi drive adalah master dan slave dengan sotware digital lock , bisa di tulis dengan menggunakan koding apapun baik DPL ataupun menggunakan fungsi block diagram position lop yang ada di SYPT maupun SYPT Pro.
Saya berikan contoh seperti diagram di atas:
FEEDER Drive : Setting dengan menggunakan speed control biasa , seandainya di dalam system tidak memiliki feeder drive , bisa di gantikan dengan measuring wheel disambung dengan encoder sebagai input speed reference.
Drive Gergaji: Menggunakan program digital lock yang di modifikasi dengan menambahkan panjang posisi material yang akan di potong , panjang tersebut mengacu dari jumlah pulsa encoder per mm seperti rumus di atas. jadi perhitungannya adalah :
Reference_position% = feedback_encoder% - (reference_encoder% - (panjang% * jumlah_potongan%))
Jumlah potongan di sini adalah jumlah siklus setiap kali pemotongan pipa akan di tambahkan , lebih mudahya dengan menggunakan fungsi counter.
ratio_geser% =ratio_pipa% / ratio_gergaji%
setelah ratio kita temukan test pergerakan , buat sinkronkan antara pergerakan feeder dan pergerakan gergaji apakah sama atau tidak , software yang di pakai bisa menggunakan digital lock. pastikan pergerakan feeder sinkron dengan pergerakan gergaji potong , kalau pergerakannya tidak sinkron bisa merusak gergaji.

Konfigurasi drive adalah master dan slave dengan sotware digital lock , bisa di tulis dengan menggunakan koding apapun baik DPL ataupun menggunakan fungsi block diagram position lop yang ada di SYPT maupun SYPT Pro.
Saya berikan contoh seperti diagram di atas:
FEEDER Drive : Setting dengan menggunakan speed control biasa , seandainya di dalam system tidak memiliki feeder drive , bisa di gantikan dengan measuring wheel disambung dengan encoder sebagai input speed reference.
Drive Gergaji: Menggunakan program digital lock yang di modifikasi dengan menambahkan panjang posisi material yang akan di potong , panjang tersebut mengacu dari jumlah pulsa encoder per mm seperti rumus di atas. jadi perhitungannya adalah :
Reference_position% = feedback_encoder% - (reference_encoder% - (panjang% * jumlah_potongan%))
Jumlah potongan di sini adalah jumlah siklus setiap kali pemotongan pipa akan di tambahkan , lebih mudahya dengan menggunakan fungsi counter.
Panjang potongan di setting oleh operator melalui HMI ,harus diperhatikan ratio per mm nya.
Sequencing untuk proses ini adalah :
• Gergaji sinkron adalah dimana gergaji bergerak mulai mencari posisinya
• Posisisi gergaji sinkron , diama gergaji sudah bergerak berdampingan dengan aliran pipa yang akan di potong, di sini sebaiknya di buat tanda di output atau register output sebagai penanda kalau pipa dan gergaji sudah jalan beriringan.
• Posisi gergaji turun , syarat gergaji bisa turun adalah setelah tanda register atau output yang menyatakan gergaji sudah berjalan beriringan baru gergaji aman untuk turun.
• Gergaji potong adalah posisi dimana pipa sudah terpotong dan limit switch sudah mengenai finish potong.
• Gergaji naik, dimana setelah gergaji selesai memotong pipa gergaji
kembali di naikkan dan gergaji aman untuk tidak sinkron dengan aliran pipa.
Posisi atas gergaji dipasang limit switch sebagai tanda, gergaji bisa stop di
phase ini.
• Home position, dimana gergaji yang telah selesai memotong dan posisi di atas
akan kembali ke posisi tunggu , posisi ini bisa menggunakan reference speed
terpisah dari digital lock ataupun bisa juga mengambil posisi dari digital lock ,
perbedaannya adalah kalau menggunakan digital lock maka posisi gergaji naik
ke atas counter yang akan mengcounting jumlah_potongan% pada limit
switch gergaji naik , sedangkan kalau reference terpisah limit switch counter
ada di limit switch home position.
• Waktu tunggu , adalah posisi gergaji berhenti menunggu panjang pipa sesuai
ukuran yang di setting sebelum gergaji mulai bergerak menuju posisi sinkron.
Dari uraiana di atas untuk menentukan home position dengan reference berbeda dengan
digital lock ada plus dan minusnya , kelebihan adalah program tidak terlalu rumut
memodifikasi software digital lock, kekurangannya adalah tidak bisa untuk memotong dengan
ukuran yang pendek-pendek , sedangkan jika menggunakan position control saat kembali ke
home position maka bisa digunakan untuk memotong potongan yang lebih kecil dan saat
kembali ke home position tidak mengharuskan limit switch home position tersentuh.
Dari uraian saya di atas bisa di tentukan seperti apa yang akan di setup sesuai kondisi
lapangan yang ada.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar