Senin, 25 Desember 2017

Mesin Puller Extrusi

Beberapa hari yang lalu di minta in pendapatnya tentang mesin puller untuk extrusi .
dari pada nanti berdatangan orang gantian satu persatu menanyakan bagaimana cara kerja dan konsep kerja mesin puller maka saya putuskan untuk menuliskannya di dalam blog sehingga bagi yang ingin menanyakan prinsip kerjanya paling tidak punya gambaran bagaimana mesin tersebut bekerja.


Di atas adalah penampakan mesin puller ada kalanya banyak orang salah pengertian karena bentuknya menyerupai tangan robot maka banyak yang menyebutnya mesin robot , padahal sih bukan sebuah robot karena bekerja hanya sesuai sequence dari mesin dan tanpa teknologi positioning seperti dalam industri yang komplek menggunakan robotik.
sebelah kiri adalah gambar gergaji yang tugasnya memotong hasil produksi alumunium setelah di tarik oleh mesin puller, penampakan mesin puller seperti gambar di sebalah kanan.

Prinsip kerja mesin puller sangat sederhana dimana mesin menunggu aliran material dari mesin extrusi , setelah material keluar di bagian atas di pasang sebuah system penjepit dengan piston hydrolik akan menjepit dan m menarik mengikat material .
Setelah material terjepit maka mesin puller akan menarik material sesuai setting yang di berikan oleh operator , untuk setting tarikan sendiri ada 2 buah potensio , satu buah potensio untuk setting kecepatan dan satu buah lagi untuk setting torque .
perbedaan settingan kecepatan ( speed ) dan tenaga ( torque ) adalah , untuk speed adalah yang dibatasi kecepatan motor , saat potensio speed di setting maka motor akan berjalan sesuai kecepatan yang di berikan oleh potensio jadi saat ada maupun tidak ada alumunium yang yangkut di mesin puller maka motor akan berusaha mencapai kecepatan sesuai setting kecepatannya , jadi di settingan ini jika terlalu rendah maka material akan kendor tetapi seandainaya material berhenti karena yang dibatasi kecepatannya arus motor akan berusaha di naikkan untuk mengejar kecepatannya dan ada dua kemungkinan motor dan drive akan trip atau kalau ternyata mesin puller kuat maka material di tarik sampai batas kemampuannya yang bisa mengakibatkan material putus atau menciut karena di tarik oleh mesin puller.
Di dalam mesin puller tidak bisa hanya mengandalkan kecepatan saja yang di setting , setting tenaga motor juga di perlukan untuk menjaga tension (tarikan) di bahan yang di tarik selalu stabil dan tidak berubah-rubah, maka ada satu potensio lagi untuk setting torque nya.
cara kerja torque control adalah membatasi tenaga motor , jadi jika aliran material cepat maka material akan kendor dan arus cenderung turun , dalam kondisi seperti itu motor berusaha menaikkan kecepatannya sehingga akan berputar lebih cepat sampai tenaga dari motor sudah mencapai torque sesuai yang di setting di potensio oleh operator mesin tersebut. dengan kondisi demikian maka tegangan dari material akan di pertahankan dengan mengabaikan kecepatan motor , kalaulah aliran material berhenti maka mesin puller pun ikut berhenti karena limit torquenya sudah tercapai dan material tetap sama tarikannya dibanding saat berjalan , sehingga tension material tetap terjaga.

Dalam sistim mesin puler ada dua macam mode yang di gunakan , saat menarik material maka mesin puller berada dalam mode torque control , sedangkan saat mesin balik mode mesin puller adalah speed control dimana mode torque di abaikan.
gergaji bekerja memotong sesaat sebelum mesin puller balik ke posisi penjepitan material selanjutnya.

Karena yang akan saya bahas di tekankan pada sisi kontrol drive mesin puller maka saya akan tampilkan bagaimana cara setting dan konfigurasi.
Mesin puller bisa menggunakan baik AC drive ,DC drive maupun Servo drive , tetapi pada umumnya menggunakan AC, DC drive.
Untuk merek drivenya sendiri menggunakan  merek drive apapun bisa di gunakan untuk aplikasi mesin puller, karena hampir semua drive bisa menggunakan mode speed maupun torque atau kombinasi kedua-duanya.

Saya akan tampilkan jika menggunakan drive ACS550 ABB mengingat yang menanyakan masalah ini menggunakan drive tersebut:


Drive ACS 550 sudah di lengkapi dengan seting Macro, yang di maksud settingan Macro adalah settingan untuk mempermudah bagi penggunanya agar sesedikit mungkin mengakses settingan difault setting dari pabrik.
untuk ACS 550 pada aplikasi ini bisa menggunakan setting Macro 8 berada di parameter 9902 to 8 (TORQUE CTRL).




 dan perlu di setting untuk dip switchnya menjadi :


Parameter yang lain yang di rubah dari default factory setting adalah mapping motor sesuai namplate motor yang ada , jadi cukup simple untuk setup mesin puller hanya mapping motor , setting Macro 8 dan set dip switch AI2 ke voltage 0...10V.

Kalau menggunakan DC drive ABB DCS 550 pun bisa menggunakan Macro seperti yang saya beri kotak merah dibawah ini:




nah cukup simple jika menggunakan DC Drive ABB , bagaimana dengan setting drive yang lain apakah cukup simple ?.

Sekarang jika menggunakan merek lain  misalnya Unidrive M , sebenarnya sama halnya dengan produk ABB tetapi tidak di sebut macro tapi mereka menyebutnya "Drive Configuration" apabila menggunakan drive ini maka yang perlu di setting menggunakan drive configuration (8) seperti dalam tabel dibawah ini:


Yang saya beri tanda kotak adalah setting Pr 05 = 8 untuk mesin puller  menggunakan Unidrive M.


Dari Drive buatan Eropa kini saya coba apakah mesin puller bisa di setting dengan menggunakan AC drive dari Jepang ? , saya coba setting menggunakan Inverter Yaskawa F7 .
seperti cuplikan manual di bawah ini , untuk mesin puller menggunakan inverter Yaskawapun sangat mudah untuk settingnya:



sebenarnya dengan drive apapun bisa di konfigurasikan untuk mesin puller selama drive nya mendukung untuk mode speed dan torque control.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sinkron Generator

Kebetulan lagi lihat-lihat ketemu yang lagi buat panel sinkron generator , kebetulan pula kemarin lihat di postingan komunitas banyak yang b...